Tuti sangat suka bergosip. Semua warga dikampung itu pernah digosipkannya. Bahkan terkadang gosipnya sampai menjurus pada fitnah dan membuat orang lain sakit hati. Sampai-sampai seorang warga terpaksa pindah dari kampung itu akibat dari gossip Tuti. Karena sukanya bergosip sampaui-sampai Tuti menelantarkan keluarganya. Dia jarang sekali masak untuk suami dan anaknya. Suatu hari tiba-tiba semua orang menjauhi Tuti setiap kali dia bicara. Tutipun menjadi panik dan langsung menyikat giginya terus-menerus. Tapi bau mulutnya tidak juga mau hilang. Tuti jadi shock berat. Jiwanya ikut terganggu. Johan mengira isterinya kesurupan ataupun diguna-gunai orang. Diapun memanggil seorang dukun tapi dukun itu tidak mampu mengobati Tuti.
Dukun itu menyarankan agar Johan menacari seorang Kyai. Untunglah Johan bertemu dengan seorang Kyai dirumah Pak RT. Setelah mendengar cerita Johan, Kyai itu menyarankan agar Johan mengumpulkan seluruh warga yang pernah disakiti hatinya oleh Tuti. Atas bantuan Pak RT, wargapun mau berkumpul di rumah Tuti. Awalnya mereka tidak mau mema’afkan Tuti namun setelah melihat keadaan Tuti yang mengenaskan dan permohonan suami serta anaknya akhirnya merekapun mau mema’afkan Tuti. Jiwa Tutipun menjadi tenang kembali. Tapi penyakit Tuti malah bertambah. Tiba-tiba saja disekitar mulutnya tumbuh bisul-bisul bernanah yang menjijikan dan membuat Tuti sangat kesakitan. Johanpun kebingungan melihat keadaan isterinya. Dia lalu menyuruh anaknya memanggil kembali pak Kyai. Melihat keadaan Tuti yang sangat parah, pak Kyai meminta Tuti untuk minta ma’af pada anak dan suaminya karena dia telah banyak membuat kesalahan pada mereka berdua. Mulanya Tuti tidak mau tapi karena tidak kuat menahan rasa sakit. Akhirnya diapun meminta ma’af lalu kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.