Tahun: 1979
Kategori: Drama
Tanggal Rilis:
Sutradara: Maman Firmansyah
Aktor: Yatty Octavia, Roy Marten,Rachmat Hidayat,Farouk Afero,Rina Hasyim
Facebook:
Twitter:
Perkawinan Dina dan Rahmat sudah berjalan 7 tahun tanpa dikaruniai seorang anak pun. Sehingga perkawinan mereka terasa ada yang kurang. Melihat dari figure Rahmat sendiri yang 15 tahun lebih tua dari Dina dan juga kebiasaan Rahmat yang semasa mudanya berganti perempuan, mengakibatkan ia menderita gangguan di bagian vitalnya; membuat Rahmat tidak bisa memuaskan Dina.Disaat Dina membutuhkan Rahmat, ia tidak bisa berbuat apa apa sehingga membuat Dina uring uringan. Rahmat cuma bisa bersabar sementara ia berobat, sekalipun usahanya itu tidak berhasil. Untuk tidak memperumit suasana rumah tangganya mereka masing masing mencari kesibukan sendiri, Dina banyak melowongkan waktunya untuk mengadakan pertemuan pertemuan dengan ibu2, atau sekedar hiburan ia senang berburu mengendarai jeepnya tanpa terpikir untuk menyeleweng dari suaminya. Sementara Rahmat yang selama satu setengah tahun dia ditugaskan untuk membangun sebuah dam di suatu desa terpencil di sekitar perkebunan teh dimana penduduknya cukup fanatik beragama. Dengan kesibukan sehari hari, Rahmat tidak banyak terlibat dalam tuntutan isterinya, tenaga dan pikirannya terpusat kepada tugasnya, dibantu oleh Husein, orang kepercayaannya. Menjelang selesainya proyek itu, Rahmat menerima berita dari kantor pusat bahwa akan dikirim Ir. Bram untuk membantu Rahmat. Kedatangan Bram disambut gembira oleh Rahmat, tetapi sebaliknya Husein menanggapi kedatangan Bram dengan dingin. Karena niatnya untuk mencintai Dina terganggu. Dina sendiri tidak mengira bahwa Husein anak desa itu berani mencintai dia.
Pertemuan Bram dan Dina memberikan suasana yang lain. Pada mulanya Dina hanya menganggap Bram teman yang bisa diajak bicara mengenai biografinya, Bram pun demikian, ia menganggap Dina seorang yang baik dan ia kasihan melihat Dina dan rumah tangganya. Suatu malam, terjadi percekcokan dengan Rahmat dan Dina mengambil keputusan untuk minta cerai dengan Rahmat. Rahmat tidak setuju, ia pun meminta tolong kepada Bram untuk memberikan pengertian kepada Dina. Ketika Bram mencoba memberi pengertian kepada Dina, malam yang dingin telah memberikan suasana lain kepada keduanya, mereka pun melakukan hal yang terlarang. Berita itu sampai ke telinga Husein dan penduduk kampung, tapi ketika Husein berusaha memberitahukan kepada Rahmat dengan itikad untuk memecah belahkan rumah tangga Rahmat, namun usaha Husein tidak ditanggapi oleh Rahmat. Suasana Alam yang tidak bersahabat dengan turunnya hujan dan banjir yang melanda desa itu diartikan oleh penduduk desa sebagai kutukan karena perbuatan Dina dan Bram yang mengotori kesucian desa mereka. Mereka pun berusaha mengusir Bram dan Dina. Bram dan Dina menyadari akan hal itu, ketika penduduk desa berbondong bondong datang untuk mengusirnya, Bram justru berbuat nekat dengan membabi buta menghalau penduduk dengan mengendarai mobilnya. Sikap Bram mengundang kemarahan penduduk dan akibatnya Bram harus mati ketika mobilnya menabrak pohon. Dina yang frustasi kemudian menyerang penduduk desa, namun kekuatan Dina tidak sebanding dengan kemarahan penduduk. Sesuai dengan perbuatannya, Dina menerima hukuman, dan rambutnya dipotong dan digunduli. Di saat azan subuh berkumandang, Dina yang pasrah akan nasibnya menjadi terbuka hatinya dan ia pun bertobat seraya memanjatkan doa bagi suaminya Rahmat yang mati dalam kecelakaan banjir yang menghancurkan proyek dam yang sedang dibangun.