Tahun: 1982
Kategori: Drama
Tanggal Rilis:
Sutradara: Willy Wiliyanto
Aktor: Elvy Sukaesih, Achmad Albar,Farouk Afero,Marlia Hardi,Yati Surachman
Facebook:
Twitter:
Ternyata sukses yang telah dicapai oleh seorang penyanyi tenar (ELVI SUKAESIH) yang menjadi idola penggemar irama dangdut, tidak selamanya disertai kebahagiaan dalm membina rumah tangganya dan ironisnya justru suksesnya dalam karir malah merupakan awal dari tragedy rumah tangganya.
Elvi telah berusaha menjadi seorang isteri yang baik senantiasa bertaqwa kepada Tuhan. Dan ia pun teramat sangat menyadari berkat dorongan suaminya sukses itu diraihnya. Malah lebih dari itu karena jasa baik keluarga suaminya-lah Elvi dan ibunya (MARLIA HARDY) dirawat dan diselamatkan dari masa kanak-kanak yang teramat memprihatinkan.
Tapi sbaliknya, bagi diri suaminya (FAROUK AFERO), ketenaran Elvi ini dirasakan tak lebih dari semacam beban, semacam tantangan yang sangat mengganggu ketentraman jiwanya. Dan Farouk tidak sanggup menghadapinya secara jiwa besar sebagai seorang suami atau mungkin karena hal ini bertalian dengan nasib dirinya yang kurang beruntung dan sampai sekarang masih tetap menganggur.
Dan tanpa disadari, Farouk lambat laun melibatkan diri dengan minum-minuman keras, sampai akhirnya terjerumus ke meja perjudian. Semuanya itu semata-mata hanyalah kompensasi jiwa yang tidak terkendali.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh sebuah sindikat yang dipimpin oleh Willy dan Malino. Mereka adalah teman sepermainannya dimeja judi dengan segala tipu dayanya.
Disaat Faouk dalam situasi “down” karena permainan yang curang, sehingga menderita kekalahan yang cukup besar. Ditambah dengan gossip tentang diri isterinya yang terlibat cinta dengan teman seprofesinya (AHMAD ALBAR) orang yang selama ini dianggap sebagai sahabat dan tempat menumpahkan semua isi masalahnya. Kemudian untuk lebih mematangkan sasarannya, diumpankanlah salah satu anggota sindikat itu, (YATI RACHMAN) dan ternyata strategi ini berhasil. Semua kekayaan Elvi dan Farouk dapat terampas, sampai Elvi beserta ibunya terusir.
Barulah kini Farouk menyadarinya, bahwa selama ini ia telah menjadi bulan-bulanan suatu rencana komplotan yang rapih. Tapi kesadaran itu datangnya terlambat. Farouk kehilangan segala-galanya dan yang tinggal Cuma menemukan dirinya yang semakin rapuh baik lahir maupun bathinnya. Karena dosa demi dosa senantiasa menghantui dirinya.
Dengan sisa-sisa kesadarannya, langkah Farouk terarah kesebuah halaman rumah Ahmad, Namun betapa terkejutnya ketika dihadapannya mertuanya bersama Ahmad sudah berdiri di terah rumah, begitu pula dengan Evi. Setelah sadar perubahan diri Farouk yang sangat mengharukan.
Ibu Elvi dengan lapang dada masih menerima permohonan maaf dari menantunya dan dengan penuh bijaksana Ahmad segera membawa Ibu Elvi bersama Farouk ke sebuah Rumah Sakit Jiwa.
Elvi yang sudah berangsur membaik dari gangguan jiwanya, sudah sadar menerima kehadiran kembali suaminya yang datang dengan penuh keinsyaf-an.