Suhu Sekarwangi membacakan sebuah telegram yang baru diterima guru ilmu silat pedepokan Kuntul Putih. Telegram yang datang dari bekas teman perguruannya, Pendekar Gunung Cereme berisi berita bahwa bekas murid Sekarwangi yang jahat, Anom Subali dan gerombolannya mulai mengganas dan merampoki rakyat.
Langkah selanjutnya, Sekarwangi melimpahkan kepercayaan kepada Ateng pendekar yang baru lulus didampingi Iskak teman seperguruannya untuk turun gunung menumpas gerombolan Anom Subali dan dibekali senjata senjata pusaka berupa seruling untuk Iskak dan selembar angkin (kain stagen) sakti untuk Ateng.
Sementara itu pendekar Gunung Cereme sudah menyusupkan seorang murid putrinya, Seruni, ditengah tengah anak buah Anom Subali. Berkat rapinya penyamaran Seruni, ia mendapat simpati dari Anom Subali sendiri.Anak buah Anom Subali yang dalam aksinya pernah dipergoki Ateng dan Iskak dan sempat dicederai Logender dan Mat Pilun melapor pada sang pemimpin. Anom Subali sadar bahwa Sekarwangi sudah mengirimkan muridnya untuk melawan mereka. Perintah untuk mengangkap Ateng dan Iskak dikeluarkan, tapi berkat keampuhan senjata senjata mereka usaha itu selalu gagal.
Seruni tahu bahwa sebenarnya Anom Subali menginginkan senjata senjata itu, ia lalu menghubungi Ateng dan Iskak disebuah warung dan angkin ditunjukan Ateng padanya. Tepat pada saat itu, Anom Subali muncul. Penyamaran Seruni terbongkar, tidak itu saja, hal yang sama sekali tidak diduga adalah si Gajah bersiul dan si Jabrik yang semula adalah anak buah Anom Subali juga berkhianat. Angkin sempat direbutnya dari tangan Seruni namun direbut kembali oleh Ateng dan Iskak. Bersama Seruni, mereka lolos dan bersembunyi di desa Caluh, tempat tinggal paman Seruni.
Demang Caluh dan putrinya Sutinah menerima mereka dengan senang, lebih lagi Iskak yang berhasil memikat Sutinah, terjalinlah kasih diantara mereka.
Perjalanan ke Gunung Cereme, tempat guru Seruni dilanjutkan bertiga. Namun ditengah perjalanan Sutinah yang tengah kasmaran menyusul kekasihnya Iskak. Di dalam perjalanan Anom Subali menangkap mereka dan merebut senjata senjata sakti. Disaat Anom Subali hendak mencoba keampuhan senjata senjata itu pada Ateng dan Iskak, datanglah Pendekar Gunung Cereme yang menolong mereka, menyelesaikan semua kericuhan diantara mereka.