Ronaldowati 1

Tahun: 2008

Kategori: Drama

Tanggal Rilis:

Sutradara:

Aktor: Nona Than Sakinah, Baron YS, Delima Pilong, Adis, Omo Kucrut, Alhan, Tomy Kaganangan, Anne Rara, Imas Tamborin, Agus Kuncoro

Facebook:

Twitter:

Sinopsis

Namanya RonaldoWati…! Biar perempuan, soal bola hobbi sekali…! Tendangannya keras setengah mati…! Cita-cita, pemain sepakbola sejati…!
 
Iwan, kakak Wati benar-benar gemas ngeliat ulah adik perempuannya yang semata wayang ini. Masalahnya tiap kali ia mau pergi main bola, Wati selalu memaksa untuk ikut. Iwan yang tidak mau diketawai teman-temannya tentu saja menolak Wati. Tapi bukannya makin menciut, semangat Wati malah makin berapi-api. Ia bahkan mencukur botak rambutnya ala Ronaldo dan pergi ke lapangan menemui Iwan untuk bergabung main bola.
 
Iwan dan Wati kontan jadi bahan tertawaan bocah-bocah lain. Iwan jadi malu banget dan akhirnya membentak Wati kasar, mengusirnya dari lapangan bola. Wati jadi menangis sedih. Di saat bersamaan, Dina, teman perempuan Iwan muncul dan menghibur Wati. Wati kemudian curhat sama Dina kalau ia ingin sekali bermain sepakbola. Dina menyemangati Wati. Ia bahkan berjanji akan membantu Wati untuk membentuk satu tim buat Wati agar ia bisa mengikuti kompetisi sepakbola antar provinsi dan membuktikan kalau dirinya tidak pantas diremehkan.
 
Singkat cerita, pencarian tim pun dimulai. Dina dan Wati bertemu dengan bocah-bocah unik yang memiliki keistimewaan khusus. Pertama, Mat Gundul yang walaupun badannya kecil tapi memiliki kepala keras seperti batu. Apapun yang kena sundulan kepalanya pasti bakal terlempar dahsyat.
 
Kedua, Sin Ce King, bocah keturunan tionghoa. Badannya kurus, tapi dalam keadaan terdesak bisa lari kenceng banget kaya tokoh kartun ayam “Road Runner”.
 
Yang ketiga Rin Bombom. Badannya tambun, doyan makan. Keistimewaannya terletak pada tangannya yang terbiasa membawa banyak makanan. Sekali bergerak, tangannya bisa kelihatan seperti ada banyak, kaya tangan laba-laba.
 
Dan yang terakhir adalah Rimbi. Bocah blasteran keturunan Brazil-Indo. Kaki Rimbi sangat lincah, karena biasa menari capoiera.
 
Keempat bocah ini kemudian ikut dalam tim Wati. Wati dan Rina lalu mendaftar, mau ikutan turnamen sepakbola. Awalnya mereka hampir gagal karena belum punya pelatih. Tapi beruntung, mereka bertemu dengan ustadz Adi, guru ngaji Wati yang simpati yang kemudian bersedia melatih Wati CS.
 
Singkat cerita, team Ronaldowati akhirnya berlatih di bawah pengawasan ustadz Adi untuk persiapan turnamen sepakbola. Disini kemudian terlihat keistimewaan Wati. Kakinya sangat kuat dan tendangannya juga keras banget. Bola yang ditendang Wati jadi seperti peluru meriam yang bisa meremukkan dinding tembok. Semuanya jadi takjub. Ustadz Adi lalu mengombinasikan keistimewaan Ronaldowati dan teamnya hingga menjadi satu kekuatan yang sangat menakjubkan.
 
Kehadiran ustadz Adi juga ternyata bukan cuma membawa berkah buat team Ronaldowati, tapi juga buat janda Romlah, ibu Ronaldowati dan janda mpok Siti, ibu Dina yang masing-masing memang sudah lama mendambakan pendamping. Komedi pun terjadi. Keduanya yang udah sering cekcok jadi makin sering cekcok gara-gara memperebutkan perhatian ustadz Adi.
 
Ustadz Adi yang memang pada dasarnya belum punya pengalaman melatih mendapat tantangan pertama. Sewaktu ia berlatih bersama Wati CS, Iwan dan teman-teman dan juga pelatihnya datang mengusir ustadz Adi, bilang kalau lapangan itu adalah milik mereka. Wati CS tidak terima. Kedua tim kemudian saling ngotot memperebutkan lapangan.
 
Untuk meredakan suasana ustadz Adi akhirnya, menantang tim Iwan untuk bertanding. Taruhannya, jika ia dan timnya menang, maka Iwan CS tidak boleh mengganggu latihannya di lapangan. Iwan CS setuju. Tapi kemudian pelatih Iwan menambahi, bilang kalau tim ustadz Adi kalah, maka mereka harus pergi meninggalkan lapangan dan tidak boleh berlatih lagi disitu untuk selamanya. Karena tidak ada pilihan ustadz Adi akhirnya setuju.
 
Pertandingan kemudian dimulai. Tim Iwan bermain curang. Wati CS yang pada dasarnya memang baru berlatih jadi kewalahan. Timbul konflik. Satu sama lain jadi saling menyalahkan. Terakhir semuanya kemudian menyalahkan ustadz Adi, bilang kalau seharusnya ustadz Adi tidak menerima tantangan pelatih Iwan. Ustadz Adi jadi kecewa dan akhirnya pergi meninggalkan tim Wati CS. Wati CS yang merasa kekalahan sudah diambang mata akhirnya juga ikut pergi.
 
Tapi di saat bersamaan, beberapa orang teman Iwan datang meledek Wati CS. Awalnya Wati CS tidak menggubris mereka. Tapi ledekan teman-teman Iwan makin keterlaluan sampai akhirnya Mat Gundul mengamuk membela rekan-rekannya. Disini kemudian timbul kekompakan Wati CS. Mereka kembali jadi semangat dan memutuskan untuk kembali melanjutkan pertandingan. Di saat bersamaan ustadz Adi kembali muncul, bilang hanya dengan kekompakanlah Wati CS bisa menang.
 
Pertandingan kembali dilanjutkan. Wati CS bisa mengimbangi permainan tim Iwan. Kedudukan jadi imbang 2-2. Terakhir Ceking / salah satu personil Wati bahkan hamper saja membuat timnya menang dengan mencetak gol tepat di ujung penghabisan waktu. Tapi pelatih Iwan yang merangkap wasit menganulir gol tersebut. Pertandingan akhirnya kembali diteruskan dengan perpanjangan waktu. Dan di perpanjangan waktu, kecurangan tim Iwan makin menjadi-jadi. Akhirnya, karena ikut dibantu wasit, Wati CS jadi kalah tipis 3-2.
 
Wati terpukul. Semangatnya untuk bermain sepakbola hilang. Untung ustadz Adi bisa menasihati Wati, bilang semua orang besar yang terkenal, dulunya pernah gagal seperti Wati. Mereka tidak takut ditertawai karena mereka menganggap kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Nasihat ustadz Adi mengena di hati Wati. Wati kembali semangat dan kembali mau berlatih.
 
Makin hari, Wati dan ustadz Adi jadi makin dekat. Romlah senang. Tapi mpok Siti sebaliknya jadi cemburu berat. Saking cemburunya ia sampai melarang Dina, anaknya untuk bermain bersama Wati. Pikirnya, daripada sakit hati, mending kebebasan anak dikebiri…
 
Hari turnamen pun tiba. Team Ronaldowati yang awalnya diremehkan orang-orang berhasil melewati babak demi babak. Tapi semakin ke depan, lawan-lawan Ronaldowati ternyata semakin berat. Banyak tim yang ternyata juga memiliki keistimewaan khusus seperti tim Ronaldowati. Salah satunya adalah tim Iwan, kakak Wati.
 
Ada, Sasa si kiper yang dijuluki tangan besi dan belum pernah kebobolan. Kemudian  Petir yang bisa lari dengan kecepatan rata-rata 100 km / jam. Rahwana, bek bongsor yang dijuluki traktor karena punya kekuatan yang luar biasa. Dan terakhir Nakula-Sadewa, striker kembar yang sangat kompak dan pintar mengecoh lawan.
 
Perjalanan Wati untuk memenangkan kompetisi mulai kelihatan berat. Tapi Wati dan teman-temannya pantang menyerah. Tekad mereka sudah bulat. Mereka akan berjuang sekuat tenaga untuk membuktikan kalau mereka juga pantas untuk dibanggakan…

Foto

Video