Dul, gadis kecil yang tomboy terlihat senang telah memasukkan bola dalam sebuah pertandingan dan Toha terlihat menyemangati Dul. Dul menutupi kesedihannya di depan Mimin, temannya, ketika semua temannya disambut orang tua mereka. Dul malu dihadapan Mimin karena ketahuan berbohong, ketika ayah Toha, Sukro memanggilnya dengan nama Zulaika. Dul menyesali profesi ayahnya yang bekerja sebagai pemain lenong. Bahkan karena kesal Dul membuat keranjang belanjaan enyaknya hancur berantakan terkena bola yang ditendangnya. Maesaroh kagum dengan niat baik ayah Dul, Rahmat, yang memperhatikan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Rahmat kaget melihat sikap kasar Dul yang tidak menghargai hadiah yang diberikannya. Maesaroh menolak keinginan enyak yang ingin menjodohkan dirinya dengan juragan Komar. Dul terlihat kesal ketika beberapa anak nakal mengingatkannya pada profesi ayahnya.
Dul tidak berani memprotes pekerjaan ayahnya yang membuat dirinya malu. Maesaroh bersembunyi ketika juragan Komar mendatanginya. Rahmat baru menyadari kesalahanya ketika bertemu Pak Sukro yang menceritakan kehebatan Dul bermain bola. Rahmat sedih ketika Dul mangatakan dirinya bencong. Maesaroh yang protes tindakan Enyak memutuskan meninggalkan rumah. Maesaroh dan Rahmat berpapasan dan saling teringat keinginan masing-masing tentang teman hidup mereka. Dul meminta bantuan Mimin untuk merubah dirinya terlihat seperti wanita dan dia membantu Maesaroh tidak berjodoh dengan Juragan Komar. Usaha mereka berhasil, bahkan Toha tidak mengenali dirinya. Rahmat ingin memberikan kejutan untuk Dul dengan membelikannya seragam bola. Dul kaget melihat kehadiran ayahnya di pertandingan hingga sempat membuat kesalahan.
Berkat bujukan teman-temannya Dul menyadari kesalahannya. Dul tidak menemui ayahnya ketika ingin meminta maaf, hanya seragam bola yang ditemuinya. Dul bertambah sedih dan merasa bersalah ketika melihat foto dirinya yang menjadi kebanggaan Rahmat. Dul bangga ketika mengetahui ayahnya membuat pertunjukkan amal. Dul mulai semangat dalam pertandingannya. Bahkan Rahmat bangga ketika melihat Dul mengenakan Jilbab yang dibelikannya. Kebahagiaan Dul betambah ketika ayahnya telah menemukan pendamping, Maesaroh, yang selama ini menemani ayahnya.