Putih iri dengan perlakuan ibu tirinya yang berbeda antara dirinya dengan Merah. Putih berusaha mendekati ibu tirinya, namun ibu tirinya selalu menjauh darinya. Merah mengganggu Putih yang membersihkan lantai namun dia justru jatuh terpleset air yang ditumpahkannya. Dimas yang melihat temannya, Ari dan Ganda, turun dari mobil yang ditumpanginya dan ingin berangkat sekolah bersama mereka. Putih melihat dan menolong Dimas yang terjatuh ke kali karena didorong oleh Ari dan Ganda.
Disaat makan ibu Tirinya lebih memperhatikan Merah dai pada Putih. Dimas berkunjung ke rumah Putih, namun Merah mengganti gula dengan garam saat Putih membuatkan minum untuk Dimas. Putih meminta petunjuk seorang Ustad untuk bisa dikabulkan doanya oleh Allah. Merah membuat Putih sedih karena Dimas menyangka dirinya telah merusak mainannya. Putih ingin memperhatikan ibu tirinya dengan memijat kakinya, namun niat baik Putih tidak menarik perhatian ibu tirinya.
Putih tidak tahan dengan sikap tidak adil ibu tirinya dan pergi keluar rumah lalu memanjat seuah pohon. Merah yang ingin menarik perhatian Dimas ntuk menaiki pohon justru terjatuh. Dimas berusaha membela Putih yang tidak bersalah, dan ketika ibu tiri Putih ingin berbuat kasar, Mama Dimas mencegahnya. Ibu Tiri Putih sedih ketika Merah membutuhkan tranfusi darah, dan berkat Putri nyawa Merah tertolong. Ibu Tiri dan Merah merasa bersalah dan meminta maaf pada Putih. Putih bahagia karena kini mendapat kasih saying yang sama dan kakak yang mencintainya.