Paris (18) adalah gadis cantik, baik namun gampang murung. Ia sebenarnya sangat ceroboh, sedag-sedug dan ceria. Namun karena kegiatannya sebagai artis, Paris dipaksa untuk menjaga image, menjadi orang yang seolah-olah sempurna di mata fansnya dan secara tidak langsung tidak menjadi dirinya sendiri.
Adalah Robin (19) orang yang menyukai Paris, pacar Paris, namun terlalu protektiv terhadapnya. Robin mengawasi Paris, melarang Paris makan makanan berlemak, mandi hujan, dan suka marah-marah bila Paris mulai ‘bandel’. Belum lagi sikap managernya yang memperlakukan Paris seolah-olah Paris adalah mesin uang. Kedua orangtuanya juga tidak begitu memperhatikan Paris.
Semua itu membuat Paris jenuh dan ingin berontak. Paris mempunyai ide gila, saat pekerjaan dan jadwalnya padat, ia malah pergi ke rumah Bik Unnah (43), pembantunya, di sudut kota Ciamis. Yang masih banyak pepohonan dan sawah. Paris ingin istirahat, ia ingin menenangkan diri dari semua masalahnya di Jakarta. Tapi pasti semua orang tau Paris, mau bagaimana pun Paris termasuk artis muda yang sedang naik daun.
Maka itu, ia merubah menampilannya, rambutnya ia kepang dua, ia memakai baju yang sangat sederhana dan juga menambahkan jerawat pada pipinya dengan spidol, lalu membuat tahi lalat palsu di dekat mata. Bik Unnah sebenarnya kasihan melihat majikannya jenuh dengan pekerjaannya, jadi dengan terpaksa Bik Unnah mengizinkan Paris menginap di rumahnya dan mengikuti skenario yang di buat oleh Paris. Nama Paris pun berubah menjadi Iis.
Paris menikmati penyamarannya dan hari-hari tanpa syutingnya di Ciamis. Ia berjalan-jalan ke sungai, mencari ikan, menangkap katak bersama anak-anak desa, juga bermain bola bersama.
Namun tanpa ia sadari, ada anak ketua RT bernama Iman (18), yang suka memperhatikannya. Diam-diam Iman suka melihat Paris menolong banyak orang di desa dan sering melihat kecerobohan Paris, seperti terperosok masuk sawah, berjerit saat kakinya terkena lumpur dan pingsan saat kepalanya terkena bola. Tapi Iman enggan berkenalan dengan Paris karena gengsi dan malu.
Suatu kali, Bik Unnah menyuruh Paris untuk mengantarkan kue ke rumah Pak RT. Paris pergi ke rumah Pak RT dan bertemu dengan Iman, dan saat itu pula Paris merasa tertarik pada Iman karena Iman memang tampan. Dan akhirnya Iman memberanikan diri berkenalan pada Paris. Mulai saat itu Paris jadi bersemangat setiap Bik Unnah menyuruhnya ke rumah Pak RT, ia jadi bisa banyak mengobrol dengan Iman. Walaupun Paris banyak berbohong.
Lalu, Iman mengajak Paris untuk berjalan-jalan bersamanya. Paris tentu saja setuju, ia pun langsung menyanggupi. Iman mengajak Paris ke sungai, bermain air, main gelembung di lapangan. Saat mereka minum air kelapa di kebun, paris menjerit saat ular ada di dekatnya hendak menggigit, namun Iman menyelamatkannya. Lalu setelah hari-hari itu, Iman dan Paris sering pergi bersama. Entah ke pasar ataupun ke sawah.
Paris merasa ia telah jatuh hati pada Iman. Ia jadi sering melamun dan senyum-senyum sendiri. Diam-diam Bik Unnah memperhatikannya dan merasa khawatir.
Sementara itu, Robin, manager dan para kru TV sibuk mencari Paris. Mereka panik karena Paris hilang. Robin menyelidikinya, ia tahu dari sopir pribadi Paris bahwa Paris pergi ke ciamis tepatnya rumah Bik Unnah. Robin pun berniat menyusul Paris ke ciamis.
Di ciamis, Paris dan Iman baru pulang dari warteg. Namun tiba-tiba hujan turun, mereka berlari bersama dan berteduh. Namun alangkah terkejutnya Iman saat melihat tahi lalat dan jerawat ‘palsu’ Paris luntur. Iman jadi mengenali Iis sebagai Paris. Iman marah karena mengetahui kalau selama ini Paris telah membohonginya.
Paris pun menangis. Menangis menyesal karena ia telah berbohong kepada Iman yang ia sukai. Beberapa kali ia berusaha menemui Iman dan meminta maaf, tapi Iman terlanjur kecewa dan tidak mau menemui Paris.
Dan saat itulah, Robin dan manager Paris datang ke ciamis. Memarahi Paris dan memaksa Paris untuk kembali ke Jakarta. Robin juga memarahi Bik Unnah karena di anggap telah menculik Paris.
Paris tak mau pulang ke Jakarta dan meninggalkan Ciamis, tempat dimana ia bertemu dan jatuh hati pada Iman. Namun Robin dan managernya berhasil memaksanya. Saat terakhir kali ia mencoba menemui Iman, Iman masih marah padanya. Akhirnya Paris juga Bik Unnah pulang ke jakarta dengan hati sedih.
Alangkah terkejutnya Iman saat hendak menemui Paris, ternyata rumah Bik Unnah telah kosong. Tetangga Bik Unnah pun memberitahu Iman kalau Paris sudah pulang ke Jakarta. Iman tampak sangat menyesal dan sedih.
Paris menjalani hari-hari sebagai artis kembali. Namun ia selalu tampak murung karena begitu merindukan Iman. Robin bukan mengerti, tapi malah lebih bersikap protektiv pada Paris. Jelas saja Paris kesal, ia akhirnya memutuskan hubungannya dengan Robin saat itu juga. Ia merasa lelah dengan hubungan mereka.
Suatu pagi, saat Paris tengah bersiap pergi ke lokasi syuting, Paris melihat ada banyak bunga bakung di dalam mobilnya. Di perjalanan, ia juga sangat terkejut saat sopir barunya memanggilnya dengan nama ‘iis’. Ternyata sopir baru itu adalah Iman. Iman datang dari ciamis untuk bertemu dengan Paris. Iman sudah memaafkan Paris dan berniat akan terus menjadi supir pribadi Paris, dengan begitu ia bisa terus dekat dengan Paris. Paris sangat bahagia mendengar hal itu. Lalu saat Iman bertanya, apa mungkin majikan pacaran dengan sopirnya? Paris dengan bersemangat mengangguk cepat. Dengan Iman di sampingnya, ia tidak akan bosan dengan hari-harinya.
Paris juga ingin peri ke ciamis lagi, ia merasa kota ciamis jauh lebih menyenangkan daripada kota Paris. Dan saat itu, ia akan ke Ciamis bersama Iman, pacarnya, sahabatnya dan juga supir pribadinya.