Tahun: 2011
Kategori: Horror
Tanggal Rilis: 2011-02-24
Sutradara: Nayato
Aktor: Fero Walandouw, Azis Gagap, Rozie Wahally, Keira Shabira, Leylarey
Facebook:
Twitter:
Asep (23), pemuda desa yang lugu namun over pede, tertantang untuk mencari pekerjaan layak, demi menikahi kekasih tercintanya, Lilis (22). Sebab, abahnya Lilis, Abah Dading (50), tak pernah setuju putri semata wayangnya berhubungan dengan Asep lantaran Asep kerjanya cuman nggembalain kebo sama ngebajak sawah orang. Abah Dading pengennya Lilis menikah dengan anak kuliahan yang diyakini bermasa depan cerah.
Demi membuktikan dirinya mampu menjadi orang sukses dan kaya raya, Asep memutuskan pergi ke kota besar. Ibunya Asep, yang janda, sedih melepaskan kepergian putra satu-satunya. Meskipun begitu, beliau mengikhlaskan Asep “bertarung” di kota besar demi menggapai impian. Nasehat ibunya Asep adalah agar jangan terjerumus pergaulan yang salah, karena kota besar seperti Jakarta, sarat janji-janji surga yang beracun.
Asep pun berangkat ke kota. Membawa pakaian seadanya, dan membawa serta ayam jago kesayangannya, yang diberi nama Albert. Ayam jago Asep ini galak, dan punya kebiasaan menjengkelkan. Yaitu, suka ngincer dan matok “buah zakar” laki-laki. Entah kenapa. Tapi Albert gak mau matok buah zakar Asep.
Setiba di kota, Asep tinggal di rumah kontrakan bersama Kubil, Bonar, dan Panda. Kubil, Bonar dan Wanda adalah mahasiswa. Kubil berbadan tinggi tegap berotot (seperti Arnold Scwarzenegger) namun hatinya selembut wanita, bahkan penakut dan cengeng. Bonar, suka iseng dan sok pinter. Kemudian, Wanda, pria jejadian alias bencong yang terjangkit klepto kancut (suka nyolong kancut). Kehadiran Asep diantara mereka diterima baik. Namun begitu, Asep kerap konflik dengan Wanda lantaran mereka sekamar. Wanda punya sederet peraturan yang musti ditaati Asep selama tidur sekamar dengan dirinya, misalnya nggak boleh ngorok, atau musti keluar saat Wanda ganti baju.
Asep melakukan gerak cepat. Asep mengajukan lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Berbekal ijazah SMA-nya. Sayangnya, hampir semua perusahaan menolak lamaran kerja Asep. Kubil dan Bonar kasihan juga. Mereka mencoba membantu Asep. Kebetulan ada teman Kubil yang punya beberapa Toko Obat Kuat. Asep ditawarin untuk bantu-bantu di sana. Asep bersedia. Tapi baru sehari kerja, Asep udah dipecat. Pasalnya, ada kakek-kakek yang terserang stroke setelah memakai obat kuat yang diberikan Asep.
Bingung dan putus asa mulai melanda Asep. Apalagi Asep mendapat kabar bahwa abahnya Lilis sudah menemukan cowok kaya raya buat pendamping hidupnya. Lilis mendesak Asep cepat mendapatkan pekerjaan yang layak. Karena, Lilis telah buat kesepakatan denagn abahnya bahwa jika dalam jangka 3 bulan, Asep belum juga mendapat pekerjaan, Lilis bersedia melepaskan Asep. Abah Dading setuju. Lilis harap-harap cemas menanti perjuangan Asep.
Bonar dan Kubil menyuruh Asep konsultasi sama dukun. Kebetulan Bonar punya kenalan dukun. Asep pun menemui dukun yang dimaksud. Setelah mendengar curhat Asep, dukun pun menyarankan Asep nyepi di sebuah pohon trembesi (pohon beringin) yang diyakini keramat. Meminta kepada penghuni pohon trembesi agar segera mendapat pekerjaan bagus dengan gaji yang besar. Dukun juga memberikan catatan mantra yang musti dibaca selama nyepi di pohon trembesi keramat itu. Dukun juga mengingatkan agar sesajen yang dibawa musti lengkap tanpa kurang satu apapun.
Kubil dan Bonar membantu mencarikan benda-benda sesajen yang banyak jenisnya. Devina dan Pretty, teman sekampus Kubil dan Bonar, turut membantu. Mereka suka rela menolong Asep. Cuman Wanda, yang menolak ngebantu. Alasannya, Wanda masih dendam lantaran “biji”nya beberapa kali dipatok Albert, ayam jago-nya Asep.
Dan setelah melakukan nyepi di pohon trembesi keramat, kejadian-kejadian aneh dan konyol pun mengganggu Asep. Entah mengapa, Asep kerap disantroni penampakkan berupa pocong ngesot. Sosok pocong yang biasanya bergerak loncat-loncat, tapi ini malah ngesot. Dan bukan cuman Asep, Kubil, Bonar, Wanda, Devina dan Pretty juga diganggu penampakkan pocong ngesot. Kekacauan pun tak terelakkan. Pekerjaan yang diharapkan Asep segera diperolehnya setelah menjalani tapa sepi di pohon trembesi, juga tak kunjung ada. Malah, Asep kini ketiban sial melulu. Lalu, tiap dateng mau ngelamar ke perusahaan, Asep diusir tanpa sebab jelas. Asep bingung.
Setelah merenung, barulah Asep sadar. Sesajen yang disediakan ternyata tidak lengkap. Ada yang kurang yaitu telur ayam kampung. Gara-gara inilah, menurut analisa gaib dukun, Asep dan kawan-kawannya diteror pocong ngesot. Gara-gara sesajen nggak lengkap. Dan ternyata, bukan hanya pocong ngesot yang usil mengganggu, tetap juga ada sepasang tuyul botak yang konyol, barisan “Timnas Penampakan Di Dadaku” memporak-porandakan ketenangan Asep dan kawan-kawannya
Asep nyesel nyepi di pohon trembesi keramat. Seandainya Asep berpikir dulu sebelum bertindak. Yah, seandainya. Wajah Lilis pun seakan memudar dari bayangannya. Semua karena Asep takut kehilangan cintanya, Lilis. Berniat mendapatkan nasib baik, malah musibah yang datang. Asep dan teman-temannya pun memikirkan cara agar terbebas dari gangguan pocong ngesot, tuyul, dan wewe gombel. Berhasilkah mereka?