Seandainya

Tahun: 2012

Kategori: Drama

Tanggal Rilis: 2012-02-23

Sutradara:

Aktor: Dinda Hauw, Chris Laurent, Cut Meyriska, Rendy Kjaernett

Facebook:

Twitter:

Sinopsis

Seseorang mengajari mencintai sunyi. Dan seseorang lainnya mengajari mencintai bunyi. Dan cinta menjadi lengkap karenanya…

CINTA hidup dalam sunyi bersama PAPA, ayahnya yang bisu dan tuli. Percakapan mereka adalah bahasa isyarat. Tapi terkadang, Cinta dan Papa bisa saling mengerti, bahkan tanpa gerakan jemari bahasa isyarat sekali pun. Mereka amat dekat. Semuanya berjalan normal, Cinta mencintai Papa, seperti Papa mencintai Cinta. Hingga muncul seseorang, dalam hidup Cinta…ARKANA.

“Pertemuan pertama” Cinta dengan Arkana, kakak kelasnya jauh dari kesan romantis. Cinta memergoki Arkana tertidur di bis saat berangkat sekolah. Cinta sebenarnya ilfil, karena Arkana seakan tak peduli pada ibu-ibu yang tidak kebagian tempat duduk. Pertemuan berikutnya, saat Cinta terkunci di perpustakaan bersama dengan Arkana yang sedang tidur di pojokan perpustakaan. Tapi justru saat terjebak di perpustakaan itu sesuatu terjadi…

Hujan turun amat deras. Dalam ruangan perpustakaan yang penuh dengan jendela-jendela kaca lebar, kilat membias dan gemuruh guntur memekakkan telinga. Cinta tampak ketakutan, dan dalam ketakutannya ia memeluk Arkana dengan mata terpejam! Arkana yang tengah tiduran duduk bersandar pada kursi, sambil memakai earphone jelas terkejut. Tapi ia dengan cepat mengatasi keterkejutannya. Arkana melepaskan earphone dan memakaikannya ke telinga Cinta, lalu memeluknya…

Setelah hujan reda dan mereka berhasil keluar dari perpustakaan, Arkana melemparkan tanya pada Cinta, apa Cinta takut pada hujan? Cinta tidak mau menjawabnya. Arkana lalu malah menantang Cinta untuk bertemu dengannya di kafe nanti malam. Cinta yang diolok-olok penakut, lalu menerima tantangan itu. Dan malam itu, Cinta pertama kali melanggar aturan Papa; keluar rumah malam hari tanpa ijin darinya.

Papa merasa Cinta berubah setelah ada Arkana, apalagi tanpa sengaja Papa memergoki Arkana mencium pipi Cinta. Padahal apa yang dilihat Papa, tidak seperti yang Papa duga. Tapi Papa telah mengambil kesimpulan; Arkana berandalan. Bad influence. Papa melarang Cinta berhubungan dengan Arkana. Tapi demikianlah cinta, semakin dilarang semakin menjadi. Cinta dan Arkana pun backstreet.

Arkana membawa Cinta ke rumahnya. Arkana mengenalkan Cinta pada BU SANJAYA, ibunya. Arkana selama ini tak pernah cerita tentang keluarganya. Ternyata ibu dan ayah Arkana, PAK SANJAYA telah berpisah. Hubungan Arkana dan Pak Sanjaya kurang harmonis. Arkana bekerja sebagai pemain piano di kafe kelas menengah dan punya impian masuk dapur rekaman, agar bisa bebas dari ayahnya secara finansial hingga Pak Sanjaya tidak bisa terus mengaturnya.

Sejalan dengan kedekatan mereka, Cinta mulai terbuka akan ketakutannya terhadap hujan. Karena saat masih bayi, ia ditemukan Papa di teras rumahnya, setelah hujan deras semalaman. Mungkin itu, yang menyebabkan alam bawah sadar Cinta membentuk rasa takutnya pada hujan…Arkana mencoba agar Cinta mengurangi rasa takutnya akan hujan; “Hujan gak akan gigit kamu. Hanya masa lalu yang bisa gigit kamu. Tapi sekarang enggak lagi..”

Arkana yang punya mimpi rekaman, bikin Cinta diam-diam berniat memberikan rekaman video Arkana yang sedang bermain piano pada PRODUSER. Dengan caranya, ia berhasil memberikan rekaman itu pada Produser. Sementara itu Arkana dan JAY, sahabatnya membenarkan mobil tua Arkana yang terbengkalai di halaman rumah Arkana. Arkana iba pada Cinta yang selalu naik bis, kalau mereka pergi ke mana-mana. Demikian cinta, dalam diam selalu bergerak untuk memberi. Bukan hanya menerima…

Hingga akhirnya Papa tahu kalau Cinta tetap menjalin hubungan dengan Arkana. Papa amat marah. Dan kemarahannya telah mencapai puncaknya; Papa tak mau tahu lagi soal Cinta. Tidak dianggap, jauh lebih menyakitkan daripada dimarahi. Dalam situasi seperti ini, kondisi Cinta drop, saat akan mengalami ciuman pertamanya. Arkana yang mengantarkan Cinta pulang, kena usir Papa. Kondisi Cinta makin memburuk. Hingga Papa membawanya periksa ke Dokter. Tidak terduga, Cinta ternyata sakit. Leukimia. Dalam keadaan merasa bersalah pada Papanya dan sakit, Cinta memutuskan untuk menjauhi Arkana… Arkana merasa ada yang disembunyikan Cinta. Hingga ia diam-diam mengikuti Cinta dan mengalami kecelakaan ringan…

Tidak terduga, Papa “merestui” Cinta untuk berteman lagi dengan Arkana. Cinta merasa Papa memberinya restu; karena merasa usia Cinta tidak cukup panjang untuk mengerti apa itu arti cinta. Hubungan Papa Cinta dan Arkana membaik. Bahkan Papa memberitahu soal sakit Cinta pada Arkana. Tapi di depan Cinta, Arkana bersikap seakan Cinta hanya sakit ringan. Arkana tidak memperlakukan Cinta seperti orang sakit. Walau dibelakang Cinta, Arkana tak dapat menutupi luka hati dan ketakutannya ditinggal Cinta.

Arkana yang telah mengembalikan mobil tua itu pada Pak Sanjaya, ayahnya, karena bertengkar akhirnya merendahkan diri. Ia memohon pada Pak Sanjaya agar diperbolehkan memakai mobil itu lagi. Karena Cinta yang sakit, tentu butuh kenyamanan. Arkana harus menekan egonya, sampai titik terendah. Demi cinta, Demi Cinta…

Arkana mendapat panggilan untuk rekaman. Dan akhirnya Arkana tahu, Cinta ada di belakang ini semua. Ia semakin takut kehilangan Cinta. Setelah Arkana rekaman, sakit Cinta bertambah parah. Cinta membutuhkan donor sumsum tulang. Tepat malam sebelum operasi dengan resiko komplikasi dan berujung pada kematian, Cinta bertanya pada Arkana, mengapa ia pura-pura tak tahu kalau Cinta sekarat? Arkana menjawab; kalau ia egois. Ia takut kehilangan Cinta. Arkana merasa, ia lebih butuh Cinta. Dibanding Cinta butuh Arkana. Arkana berkamuflase, berusaha meyakinkan diri, kalau Cinta tidak sakit apa-apa…

MUNGKIN, malam itu, malam terakhir mereka berdua. Dan ada yang harus pergi. Tapi KALAU PUN seseorang pergi, seseorang yang ditinggalkan, tidak akan pernah benar-benar merasa sendirian. Karena mereka saling mengajari arti cinta, saling menguatkan, kalau semua orang harus berdamai…dengan ketakutan…

Foto

Video