Tahun: 1991
Kategori: Laga
Tanggal Rilis:
Sutradara: Dasri Yakob
Aktor: Benny G.Rahardja, Fendy Fradana, Yan Bastian, Teddy Purba.
Facebook:
Twitter:
Tahun 1495 M, Raden panembahan Bethara Katong adik Sultan Demak, cikal bakal berdirinya Kadipaten Ponorogo, Kerajaan islam. Kehadirannya di bumi Ponorogo ini, bertepatan dengan kemundurannya pengaruh Majapahit. Ki Demang Surya galam yang juga disebut Demang Kutu, yang beragama hindu masih mengakui kerajaan Majapahit. Makanya tidak aneh kalau diantara dua kekuatan ini, terjadi perang dingin, yang mengakibatkan terjadinya perang terbuka antara mereka, yang tidak dapat dihindarkan.
Sering terjadi pembakaran tempat ibadah umat islam. Tudingan ini dialamatkan kepada kelompok Ki Suryangelam. Tentu saja Ki Suryangelam tidak bisa menerima tuduhan Adipati Bethara Katong itu.
Perang dengan mengerahkan segala kekuatan dan kesaktianpun terjadi Ki Suryangelam kalah. Bethara Katong kini memerintahkan Kadipaten Ponorogo. Dua orang anak Ki Surya gelam diboyong Bethara Katong ke istananya. Masing-masing yang tertua Niken Ghandini dijadikannya isteri keempat. Suryolono yang kemudian bernama Suryomenggolo menjadi Manggala Kerajaan. Tugas khusus menjaga keselamatan isteri-isteri dan putra-putrinya. Tentu saja kepercayaan yang di berikan kepada Suromenggolo ini membuat iri orang-orang dekat Adipati waktu itu. Ini juga salah satu penyebab kelak sumber fitnah yang menggoncang kan kerajaan dibawah pengganti Bethara Katong.
Ponorogo dibawah pemerintahan Adipati Raden Bethara Katong, Mengalami kemajuan dan kemakmuran. Gemah Ripah Loh Jinawi. Karto Rahajo. Pendidikan agama rakyatnya diprioritaskan, sehingga Agama islam menyebar dan menjadi Agama Rakyat dan memasyarakat.
Setelah Bethara Katong mangkat karena Udzur, pemerintahan diteruskan oleh putra beliau, Panembahan Agung. Di bawah Panembahan Agung, kerajaan mengalami kegoncangan. Fitnah dan intrik dikalangan”istana” yang memang bibitnya sudah ada pada zaman Bethara Katong. Kini menggoncang Keluarga kerajaan. Suro Handoko adik dari Suromenggolo yang oleh Adipati Bethara Katong diangkat menjadi Demang di Surukubang menggantikan Almarhum Ayahandanya. Tetap dendam kepada keturunan Bethara Katong, atas kematian ayahnya Ki Suryangalam. Suro Handoko bersama kawan-kawannya para warok-warok yang terkenal sakti waktu itu, yaitu Gunoseco, Honggojoyo, Sino Kobra. Merencanakan untuk menghabisi ketuunan Bethara Katong. Mereka mengajak kakaknya, yang juga kakak tertua dalam seperguruan sesama warok tersebut untuk bersekongkol melaksanakan dendam keturunan tersebut..
Diluar dugaan mereka Suromenggolo menolak rencana jahat tersebut. Suromenggolo merasa berhutang budi kepada Bethara Katong. Karena Bethara Katonglah yang mendidiknya seperti anak kandungnya sendiri. Kakaknya Niken Ghandini di jadikan isterinya, Juga diperlakukan dengan baik.
Semua warok-warok itu dendam kepada Suromenggolo. Bahkan mereka sepakat Suro menggololah yang harus dihabisi lebih dulu. Karena Suromenggolo adalah sebagai tameng kerajaan yang kesaktiannya diatas mereka. Unuk menghabisi Suro menggolo ini, mereka bersama mencari Guru yang lebih sakti, yaitu Keperguruan Argo Wilis dengan Singobowo. Singobowo pun marah besar kepada rencana murid-muridnya. Sebab Singobowo adalah guru Suromenggolo.
Bondhan Seriti, pamannya panembahan Agung, penasihat panembahan Agungpun, dari idteri lain Bethara Katong, mempunyai dendam tersendiri untuk menyngkirkan Suromenggolo. Karena Suromenggolo mengetahui rahasia Bondan Sariti yang main gila dengan isteri Bethara Katong, Putri Kuning.
Demikian juga Suro Gento, mantan patihnya Ki Suryangelam. Disamping ingin membalas dendam atas kematian Ki Suryangelam, mempunyai dendam pribadi kepada keturunan Bethara Katong. Niken Ghedini yang diam-diam dicintainya saat masa muda dulu. Direbut dan dijadikan permaisuri Bethara Katong.
Putri Kuning sendiri yang mengetahui perbuatan serongnya dengan Bondhan Sariti diketahui oleh Suromenggolo, dengan taktik dan hasut fitnahnya juga berusaha untuk menyingkirkan Suromenggolo.
Dan sebagai pelengkap dari sumber fitnah ialah Raden Subroto, putra mahkota pemuda ganteng dan tampan waktu itu. Yang menjadi rebutan dan impian tiap wanita diwilayah Ponorogo. Sedangkan Raden Subroto itu dibawah pengawasan dan perlindungan Suromenggolo.
Sebagai klimaks dari fitnah dan intrik didalam keluarga kerajaan adalah dengan hilangnya Raden Subroto, diculik dengan menggunakan Jin Kluntung Wuluh dan Kluntung Mungil oleh Suro Handoko. Untuk dikawinkan dengan anak angkatnya Suminten anak dari Warok Gunoseco.
Kerajaan heboh dibuat pengumuman kepada rakyat. Siapa yang mendapatkan dan mengetahui dimana Raden Subroto berada, akan diangkat menjadi senopati. Lagi-lagi Fitnah tertuju kepada Suromenggo yang lugu dan setia pada tugas.
Akhirny setiap yang busuk pasti berbau. Dan tiap kebenaran itu cepat atau lambat pasti muncul sebagai pihak pemenang. Perang tanding untuk membuktikan siapa yang bernar dan yang lebih sakti tidak bis a dielakkan. Suromenggolo dan Surohandoko kakak adikharus bertarung dalam perag tanding. Dengan kesaktian akhirnya suro handoko bisa dibunuh dan diangkat menjadi senopati kerajaan.